Situbondo,edukasi news
Dalam penerapan pelayanan yang di lakukan oleh petugas
karyawan SPBU Karang Asem Situbondo memang sudah mendapatkan acungan jempol
dari berbagai pihak MAsyarakat , karena dalam pelayanan setiap hari selain para
karyawannya yang ramah juga mereka murah senyum dalam melayani konsumen. Namun
di balik itu semua mereka merasa di
bodohi oleh Bosnya yang sok arogan terhadap para karyawannya.
Hal itu di katakan karena menurut temuan wartawan di
lapangan mengatakan bahwa beberapa waktu lalu karyawan yang piket malam SPBU tersebut menjelang istirahat sambil menunggu aplosan
rekan lainnya ada beberapa orang karyawan tersebut istirahat di ruang LPQ namun
dengan tiba-tiba sang boss datang langsung menyiram anak buahmya dengan air
satu ember sembari membentak dengan kata-kata kasar kepada mereka “ saya
membayar kalian ini pekerjaanya bukan tidurnya ..” tiru salah seorang karyawan
yang tidak mau di cantumkan namanya di Koran ini.
Sedangkan ember yang di pegang sang Boss sempat mengenai
kepala salah satu dari mereka dan kemudian mereka di panggil ke kantor SPBUnya, dengan mengumpat-ngumpat mereka
dengankata kata kasar tapi mereka diam karena sudah merasa bersalah, akan
tetapi akhirnya mereka di mintai surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi
perbuatan mereka.
Anehnya , setelah mereka membuat pernyataan tersebut suasana
semakin rumit karena salah satu dari mereka yang bernama Yuni di panggil dan di
mutasi ke bagian LPQ dengan perjanjian apa bila si Yuni dapat mengeluarkan atau
memberhentikan teman lainnya maka Yunia akan di masukkan lagi ke penjualan
Premium maupun Solar. Karena Yuni merasa tidak sesuai dengan kata hatianya apa
yang di minta oleh bosnya maka Yuni langsung mengundurkan diri saja.
Menurut Yuni terkait kejadian itu mengatakan kepada Edukasi
news bahwa lebih baik dia keluar/berhenti dari pada temen-temn yang
lain,paparnya.” Mereka biar tau dan menjadi pelajaran buat mereka sebab
kalau mereka berhenti karena saya kan
gak enak mas wong saya tidak punya wewenang entah kalau boss sendiri yang
memecat mereka tidak masalah buat saya mas,” tambanya.
Di tanyakan mengenai masalah keterkaitan dengan pekerjaanya
dia mengatakan bahwa dia di pecat tidak masalah tapi hak saya dan teman-teman saya yang
selam ini tidak pernah di terima oleh Kami, papar mereka, seperti gaji pokok
per hari biasanya Rp 26.000,- plus Uang makan perhari Rp 7500,-yang kesemuanya
kalau di jumlah perbulan sekitar 1.380.500,- tapi saat gaji terima hanya
tinggal sekitar Rp 750.000,- , lain lagi uang bonus atau uang riwet yang
tercatat tanggal 16 April 2010 sejumlah 4.717.500 dan tanggal 15 maret sejumlah
Rp 9.662.922 sampai detik ini bahkan sampai saya keluar dari pekerjaan belum
pernah menerima.paparnya.
Dengan demikian harapan yang disampaikan oleh para karyawan
mengharapkan agar uang yang sudah merupakan jaminan kesejahteraan social dia
bersama keluarganya untuk di cairkan kepada Karyawan tambahnya di sela-sela
kesibukan pekerjaan rumahnya.(hari)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !