Wabah Penyakit TBC Kepung Situbondo, Dinkes Antisipasi

Wabah penyakit tuberkolusis (TBC) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Jatim) sudah tersebar di seluruh pelosok desa di 17 Kecamatan, Kota Santri ini. Dan hal itu membuat tingkat kecemasan warga masyarakat Situbondo kian menjadi-jadi. Untuk itulah, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes ) Situbondo sudah mulai berjaga-jaga alias mengantisipasi agar situasi yang runyam tersebut menjadi kian runyam. Maka pihak Dinkes menggelar sebuah acara yang bertujuan menekan angka penderita TBC di sebuah rumah makan, Selasa (19/3). Acara tersebut diikuti oleh para dokter beserta tenaga medis  dari RSUD Adoerrahem, RSU Elizabeth dan seluruh puskesmas se-Situbondo. Akibatnya, menurut Kepala Seksi (Kasie) Dinas Kesehatan Situbondo, Heryawan, SKM (sarjana kesehatan masyarakat) warga di 17 Kecamatan di Situbondo sudah mulai mengidap penyakit TBC yang mematikan tersebut. Di sela-sela sebuah acara yang bertajuk "Monitoring And Evaluation Meeting : Program Pemberantasan Penyakit Tuberkolusis Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo", itu Heryawan, SKM mengatakan,

"Untuk penderita penyakit TBC di Kabupaten Situbondo ini tahun 2012 lalu sudah memasuki angka 500 orang dan untuk penderita tahun 2013 ini sudah meningkat menjadi 1000 orang penderita penyakit TBC yang tersebar mulai dari ujung Kecamatan Banyuglugur hingga ujung Kecamatan Banyuputih. Dan sistem penularannya, penyakit TBC ini melalu kontak udara ketika kita berdua berkomunikasi seperti ini. Dan untuk menjaga agar kita tidak dihinggapi penyakit TBC, kita perlu harus banyak berolah raga, mengkonsumsi makanan bervitamin serta menghindari dari tempat-tempat yang lembab. Penyakit TBC ini merupakan penyakit menular yang bisa mematikan dan hinggapnya tidak pandang bulu, mulai dari bocah hingga para orang tua. Dan untuk itulah, kami dari pihak Dinkes menyelenggrakan acara ini yakni bertujuan agar para tenaga medis juga tidak tertular penyakit TBC. Kalau para medis sudah tertular penyakit itu lantas orang yang sedang diobati karena menderita TBC, nantinya kan tambah parah kan, mas?" papar Heryawan, SKM, baru-baru ini kepada edukasi online. (ans)