Bocah delapan tahun yang bernasib malang tersebut harus menderita penyakit dengan ukuran kepala besar tersebut sejak ia masih berumur sekitar empat bulan. Begitu ia diketahui penyakitnya semakin hari semakin tak jua kunjung sembuh, Rasiati yang hidupnya tanpa penghasil dari suami tersebut harus berjuang mati-matian menyingkirkan penyakit putri semata wayangnya itu. Wanita janda itu harus membawa putrinya yang bernama Andini itu ke RSUD dr. Soetomo, Surabaya. Namun, sepulang dari RSU plat merah di kota pahlawan tersebut, tidak membuatnya Andini sembuh, malah kepalanya kian membesar dengan ditumbuhi benjolan di samping hidungnya. Pihak menejemen RSU dr. Soetomo pun tak mau tahu dan menyanrankan kepada sang bunda dari bocah malang itu agar anaknya segera diobawa pulang.
"Menurut dokter di rumah sakit RSU Soetomo saya disarankan membawa pulang anak saya karena dia sudah tak bisa diobati dan anak saya harus dibiarkan begitu saja, dan sebelum dirujuk ke Surabaya, kami membawanya anak ini ke Puskesma di Pabarukan," uar Rasiati dengan nada kecewa berat, Minggu (16/8).
Meskipun demikian, Rasiati sang janda miskin itupun tidak berhenti dan berputus asa dalam berjuang menyingkirkan penyakit putri kesayangannya itu. Ia masih tetap berjuang dan berdoa agar anaknya terbebas dari kungkungan penyakit itu.
Dan
akhirnya dalam benak Rasiati terbersit mengunggah foto anaknya ke
sebuah media social di internet. Ketika foto Andini terpampang di social
media facebook, segudang komentar dan simpati dari para pengguna akun
facebook itu langsung berinisiatif membentuk forum komunikasi peduli
andini (FKPA) yang langsung diteruskan dengan perbuatan berupa
penggalangan dana pada hari Minggu, (16/8) dari pintu ke pintu rumah di
sekitar tetangganya di Kilensari, Panarukan.
Walhasil,
penggalangan dana yang dilakukan oleh para fesbuker yang membentuk FKPA
itu terhimpun sebesar Rp 277. 000 lebih yang ditambah dengan sumbangan
dari sebuah LSM di Besuki dan semuanya berjumlah Rp 500 ribu lebih.
Menurut
Budi Setiyanto, Koordinator Lapangan FKPA saat dikonformasi mengatakan,
pihaknya merasa terketuk pintu hatinya untuk peduli berbuat dan
membantu penderitaan Andini dengan cara menggalang dana untuk biaya
operasi penyakit Andini.
Hal senada juga terlontar
kalimat kepedulian dari Sumyadi, Wakil Ketua FKPA yang mengatakan,
pihaknya akan terus berupaya menggalang dana sampai besok setelah
selesau upacara pengibaran bendera merah [putih di Pendopo Kabupaten
pada tanggal 17 Agustus.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !