Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan bahwa, penemu tempat bersejarah tersebut adalah Djoko Kussuharto (49), warga kelahiran Kabupaten Kediri yang telah lama bermukim di Situbondo.
Menurut Djoko, panggilan pria yang sehari-harinya bekerja di dewan kerajinan nasional daerah (Dekranasda) mengatakan bahwa, bermula dari dirinya membuka dan membaca sebuah buku negera kertagama karya ujangga besar, Mpu Prapanca yang menyatakan bahwa dulu sekitar pertengahan pada abad XV hingga abad XVI, di Dusun Olean Selatan ada sebuah sungai memanjang mulai dari selatan ke utara (sekarang pantai Pathek). Dan di atas air sungai tersebut ramai dilalui serta disinggahi perahu-perahu para pedagang Mojopahit.
Untuk menyatakan kebenaran jejak tempat bersejarah tersebut, Harian Pagi Nusantara Pos mencoba menelusurinya bersama Djoko Kussuharto menuju Dusun Oleab Selatan.
Ketika memasuki Dusun tersebut, tampak ada bekas hutan yang masih menyisakan serumpun pohon jati beserta deretan pohon-pohon berumur ratusan tahun lainnya.
Usai melewati sisa hutan tersebut, juga tampak tanah tegal yang ditanami jagung, dan di bawah pematang tumbuhan jagung itulah, mulai tampak ada suara gemericik air mengalir di sungai yang sekarang sudah menyempit serta dangkal akibat pendangkalan secara alami. Dan di sisi kanan sungai itu juga tampak batu bata yang menandakan bahwa batu bata tua tersebut adalah sebuah dermaga sungai.
"Sungai ini dulunya panjang dan lebar, namun karena sudah termakan waktu, sekarang sudah mengalami pendangkalan secara alami. Sungai ini memanjang mulai dari RT 01, RW I Dusun Olean selatan ini sampai ke ujung uatara, hingga ke pantai Pathek sekarang," ujar Joko Kussuharto.
Joko juga menambahkan bahwa, lintasan air sungai tersebut adalah bersumber dari pegunungan di Kabupaten Bondowoso.
"Sungai ini adalah sungai alami dan bukanlah sungai irigasi buatan manusia," tambahnya, Rabu, (6/8).
Sementara itu menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Pariwisata dan Olah raga (Kadis Budppora), Drs. Tulus Priatmadji mengatakan bahwa, pihak mulai sekarang akan membentuk sebuah tim guna meneliti lebih lanjut atas keberadaan sungai di dusun Olean selatan.
Menurut Kepala desa Olean, Anshor mengatakan bahwa, ia akan mengembangkan tempat bersejarah
itu yang untuk selanjutnya akan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
"kalau saya berencana nantinya tempat itu akan saya jadikan semacam
tempat arung jeram namun bukan dilewati perahu dari fiber glas, akan
tetapi akan dilalui dengan ban-ban bekas yang akan dinaiki anak-anak
kecil dan orang dewasa," ujar Anshori Rabu, (6/8).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !