
Dan ironisnya, wanita yang akan melahirkan bayi kedua ini meninggal dunia dengan bayi yang dikandungnya, setelah 8 jam berada di rumah sakit plat merah ini. Inem yang akan melahirkan anak keduanya, masuk kamar persalinan sekitar pukul 10 malam, kemudian meninggal dunia Jumat (25/10).
Beberapa sumber menyebutkan, bahwa meninggalnya ibu dan bayinya ini disebabkan karena tak mendapatkan pelayanan yang prima dari pihak rumah sakit. Konon, Inem yang seharusnya operasi Caesar, diminta menyediakan uang jaminan medis sekitar 2 juta 500 rupiah.
Karena pasien dari keluarga tak mampu ini tak memberi uang jaminan medis, pihak rumah sakit tidak melakukan operasi hingga nyawa dan bayinya tak tertolong. Namun sayangnya, pihak keluarga masih belum bisa dikonfirmasi, karena masih shock dengan kejadian ini.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, dokter Tony Wahyudi, membantah petugas tidak melakukan tindakan medis terhadap pasien tersebut. Menurut Tony, "Semua pasien yang masuk rumah sakit, pasti akan ditangani sesuai S O P standart pelayanan,"
Tony menambahkan, sejak masuk kamar persalinan, pasiennya itu memang sudah mengalami pembukaan dua centemeter. Sekitar pukul 2 dini hari proses persalinan pasien sudah pembukaan enam centemeter. Karena terus menerus mengeluh sakit, tim medis melakukan langsung observasi.
Tony mengaku, sekitar pukul 6 pagi pasien sudah mulai kejang-kejang. Setelah dikonsultasikan ke dokter, pasien ternyata memiliki penyakit sesak nafas. Berdasarkan hasil diagnosa Kata Tony, pasien tersebut meninggal dunia, karena diduga disebabkan emboli air ketuban. Dalam kasus persalinan, banyaknya emboli air ketuban memang selalu berakhir dengan kematian. (ans/har)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !