Bisa Picu Kelangkaan LPG di Situbondo, SPBU Jual Lebih Murah, Pengecer LPG Pilih Mogok Kerja - ...
Headlines News :

Edukasi online

Edukasi online
Logo Edukasi news

GIAT KARYA

GIAT KARYA
Pembangunan Gedung Redaksi edukasi news

GIAT KARYA

GIAT KARYA
PEMBANGUNAN GEDUNG REDAKSI EDUKASI NEWS

dasdasd

Home » » Bisa Picu Kelangkaan LPG di Situbondo, SPBU Jual Lebih Murah, Pengecer LPG Pilih Mogok Kerja

Bisa Picu Kelangkaan LPG di Situbondo, SPBU Jual Lebih Murah, Pengecer LPG Pilih Mogok Kerja

Written By Unknown on Selasa, 01 Oktober 2013 | Selasa, Oktober 01, 2013

Sejumlah pengecer dari pangkalan dan puluhan agen gas elpiji 3 kg di Situbondo, menggelar aksi mogok kerja kemarin, (01/10). Mereka sengaja tidak mendistribusikan elpiji ke sejumlah daerah di Situbondo, dan memilih memarkir kendarannya di Jalan Hasan Asegaf, lantaran berkeberatan akan adanya sejumlah agen yang menjual LPG dibawah harga pasaran.
                Disebutkan para pengecer, jika sejumlah SPBU di Situbondo menjual gas LPG eceran dengan harga Rp 12,700 hingga Rp 13 ribu, itu jelas lebih murah dari harga yang dilepas pengecer.
                “Kami kulakan ke SPBE saja sudah 12,700 mas, kalau kemudian kami jual 13 ribu jelas tetap rugi mas, karena kami harus keluar biaya distribusi ke masyarakat,” beber Ahmad Lutfi Ketua Paguyuban Pangkalan LPG, Selasa (1/10).
                Menurutnya, adanya SPBU yang menjual LPG dengan harga lebih murah, dinilai merupakan aksi monopoli permainan harga LPG di Situbondo. Lutfi mengungkap, jika beberapa SPBU yang menjual LPG murah ini merupakan diketahui adalah milik pengusaha yang mengelola SPBE di Situbondo.
                “Saya tidak mau menyebutkan nama mas, tetapi semua orang kan sudah tahu kalau SPBU dan SPBE itu adalah milik orang yang sama, jadi jelas kasus monopolinya, kalau sudah seperti ini keluarga kami mau makan apa,” beber Lutfi lagi.
                Keterangan lain yang dihimpun Harian Berita Metro menyebutkan, sejak adanya SPBU yang juga menjual eceran LPG berpengaruh terhadap omzet penjualan para pengecer. Sejumlah pengecer mengaku, harus kehilangan pelanggan antara 25 hingga 50 pelanggan, lantaran masyarakat maupun toko lebih memilih mengambil LPG ke SPBU lantaran harganya relatif lebih murah.
                Sejumlah agen menjelaskan, sejak SPBU menjual LPG dengan harga murah, para pengecer yang bekerja sejak pagi buta hingga larut malam, rata-rata harus mampu menjual 100 tabung LPG, dengan total penghasilan kotor hanya berkisar 300 rupiah per tabung.
                “Itu baru pengasilan kotor mas, belum dipotong bensin sama uang makan, jadi penghasilan bersihnya bisa habis terpotong bensin sama makan saja, mereka juga harus mengecer hingga larut malam, ini kan ironis mas,” terang salah satu agen, Selasa (1/10)..
                Sejumlah perwakilan pangkalan ini sepakat, jika SPBU masih menjual LPG dengan harga yang lebih murah, maka pengecer memilih untuk mogok kerja, hingga adanya kesepakatan bersama untuk menjual LPG dengan harga yang sama.
                Perwakilan Bagian Ekonomi Pemkab langsung merespon tuntutan pengecer LPG dengan datang dna menemui mereka. Suyaji, Kasubag Saran Produksi, berjanji akan menyampaikan aspirasi para pengecer LPG ini. Pihaknya juga akan memanggil sejumlah pihak, termasuk pemilik SPBU yang menjual LPG maupun SPBE. “Nanti semua pihak akan kami pertemukan untuk membahas semua ini, yang jelas para pengecer ingin adanya pemerataan harga antara SPBU dengan pangkalan,” terangnya.
                Sejumlah pihak berasumsi, jika kemudian para pengecer ini mogok melakukan pendistribusian ke masyarakat dalam waktu yang lama, bukan tidak mungkin akan memicu kelangkaan LPG di sejumlah daerah di Situbondo. (ans/har)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. ... - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya