Sejumlah pengecer dari pangkalan
dan puluhan agen gas elpiji 3 kg di Situbondo, menggelar aksi mogok kerja
kemarin, (01/10). Mereka sengaja tidak mendistribusikan elpiji ke sejumlah
daerah di Situbondo, dan memilih memarkir kendarannya di Jalan Hasan Asegaf,
lantaran berkeberatan akan adanya sejumlah agen yang menjual LPG dibawah harga
pasaran.
Disebutkan para pengecer, jika
sejumlah SPBU di Situbondo menjual gas LPG eceran dengan harga Rp 12,700 hingga
Rp 13 ribu, itu jelas lebih murah dari harga yang dilepas pengecer.
“Kami kulakan ke SPBE saja sudah
12,700 mas, kalau kemudian kami jual 13 ribu jelas tetap rugi mas, karena kami
harus keluar biaya distribusi ke masyarakat,” beber Ahmad Lutfi Ketua Paguyuban
Pangkalan LPG, Selasa (1/10).
Menurutnya, adanya SPBU yang
menjual LPG dengan harga lebih murah, dinilai merupakan aksi monopoli permainan
harga LPG di Situbondo. Lutfi mengungkap, jika beberapa SPBU yang menjual LPG
murah ini merupakan diketahui adalah milik pengusaha yang mengelola SPBE di
Situbondo.
“Saya tidak mau menyebutkan nama
mas, tetapi semua orang kan sudah tahu kalau SPBU dan SPBE itu adalah milik
orang yang sama, jadi jelas kasus monopolinya, kalau sudah seperti ini keluarga
kami mau makan apa,” beber Lutfi lagi.
Keterangan
lain yang dihimpun Harian Berita Metro menyebutkan, sejak adanya SPBU yang juga menjual eceran LPG berpengaruh
terhadap omzet penjualan para pengecer. Sejumlah pengecer mengaku, harus
kehilangan pelanggan antara 25 hingga 50 pelanggan, lantaran masyarakat maupun
toko lebih memilih mengambil LPG ke SPBU lantaran harganya relatif lebih murah.
Sejumlah
agen menjelaskan, sejak SPBU menjual LPG dengan harga murah, para pengecer yang
bekerja sejak pagi buta hingga larut malam, rata-rata harus mampu menjual 100
tabung LPG, dengan total penghasilan kotor hanya berkisar 300 rupiah per
tabung.
“Itu
baru pengasilan kotor mas, belum dipotong bensin sama uang makan, jadi
penghasilan bersihnya bisa habis terpotong bensin sama makan saja, mereka juga harus
mengecer hingga larut malam, ini kan ironis mas,” terang salah satu agen, Selasa (1/10)..
Sejumlah
perwakilan pangkalan ini sepakat, jika SPBU masih menjual LPG dengan harga yang
lebih murah, maka pengecer memilih untuk mogok kerja, hingga adanya kesepakatan
bersama untuk menjual LPG dengan harga yang sama.
Perwakilan
Bagian Ekonomi Pemkab langsung merespon tuntutan pengecer LPG dengan datang dna
menemui mereka. Suyaji, Kasubag Saran Produksi, berjanji akan menyampaikan
aspirasi para pengecer LPG ini. Pihaknya juga akan memanggil sejumlah pihak,
termasuk pemilik SPBU yang menjual LPG maupun SPBE. “Nanti semua pihak akan
kami pertemukan untuk membahas semua ini, yang jelas para pengecer ingin adanya
pemerataan harga antara SPBU dengan pangkalan,” terangnya.
Sejumlah pihak berasumsi, jika
kemudian para pengecer ini mogok melakukan pendistribusian ke masyarakat dalam
waktu yang lama, bukan tidak mungkin akan memicu kelangkaan LPG di sejumlah
daerah di Situbondo. (ans/har)
Home »
BERITA NASIONAL
» Bisa Picu Kelangkaan LPG di Situbondo, SPBU Jual Lebih Murah, Pengecer LPG Pilih Mogok Kerja
Bisa Picu Kelangkaan LPG di Situbondo, SPBU Jual Lebih Murah, Pengecer LPG Pilih Mogok Kerja
Written By Unknown on Selasa, 01 Oktober 2013 | Selasa, Oktober 01, 2013
Label:
BERITA NASIONAL
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !