Selain diarak ke Mapolsek
bersama Titin, istri Moh In”am (30) yang juga berprofesi sopir truk,
Junaidi babak belur akibat dihajar puluhan massa. Bahkan, kaca depan truknya juga
dihancurkan. Selain itu, truknya yang sarat dengan muatan tebu dibalik dan digulingkan oleh
puluhan massa
di Jalur Pantura Situbondo.
Diperoleh keterangan, hubungan
terlarang yang dilakoni oleh Junaidi dengan Titin ini sebenarnya sudah lama tercium
oleh Moh In’am, suami Titin. Hingga akhirnya, Moh Ina”m memergoki istrinya
sendiri saat berduaan naik truk bernopol DK 9665 WG yang
dikemudikan oleh Junaidi.
"Saya menyaksikan
langsung istri saya berduaan naik truk yang dikemudikan Junaidi. Itupun
setelah saya mendapat SMS kalau istri janjian dengan Junaidi, namun diselidiki
ternyata informasi dari teman itu benar adanya," kata Moh Inam, Senin
(16/9/2013).
Menurutnya, begitu memergoki
istrinya berduaan naik truk yang sarat dengan muatan tebu, dirinya bersama puluhan warga langsung menghadang laju truk yang dikemudikan
Junaidi. Selanjutnya dirinya langsung
melaporkan tentang perselingkuhan istrinya ke Mapolsek Kapongan."Jadi saya tidak
mengetahui pelaku yang menghancurkan
kaca truk dan menggulingkan truk tersebut, karena saat itu saya langsung melaporkan ke Mapolsek Kapongan, agar polisi menangkap Junaidi dan istri saya,"
bebernya.
Kapolres Situbondo AKBP Erthel
Stephan mengatakan, pihaknya akan menjerat sopir truk yang kepergok membawa
istri orang lain dengan pasal dugaan
perzinahan, karena Titin merupakan istri sah dari Moh Ina’m." Meski
demikian, kasus ini yang menentukan untuk dilanjutkan itu adalah Moh Ina’m,
selaku suami Titin, apakah siap untuk melanjutkan kasus dugaan perzinahan ini atau
tidak," kata AKBP Erthel Stephan.
Pria asal Sumatera Barat (Sumbar) ini menambahkan, karena saat diarak Mapolsek Kapongan itu ratusan massa sudah menumpuk, sehingga untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, penanganan dugaan kasus
perzinahan ini langsung dialihkan ke
Mapolres Situbondo."Keduanya langsung kita amankan ke Mapolres Situbondo. Ini dilakukan untuk
mengantisipasi terjadinya amukan massa. Sebab, jika
ditangani di Mapolsek Kapongan, dikhawatirkan jumlah massa
akan terus bertambah ke Mapolsek Kapongan,"pungkasnya. (ans)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !