Demi menggapai cita-cita, para siswa-siswi SD di dusun Sekarputih, Desa Wonorejo ,Banyu Putih, Situbondo, Jawa Timur, terpaksa meniti maut di atas jembatan bambu rusak di atas sungai setinggi 10 meter.
Sedangkan jarak antara rumah para siswa dengan sekolahnya cukup jauh yang berjarak sekitar 20 kilo meter. Dengan terpaksa, salah satu orang tua murid harus mengantar putri semata wayangnya untuk menuntut ilmu. Adalah Rudy (40) salah satu wali murid yang rajin mengantar anak perempuannya yang semata wayang ke sekolah dengan cara digendong melintasi sungai yang airnya cukup deras.
"Setiap hari saya harus mengantarkan anak saya bersekolah menuju sekolahnya yang berjarak 20 kilo meter. Sebab kalau gak diantarkan, saya khawatir anak saya terjatuh jika melintasi jembatan bambu yang rusak itu," ujar Rudi, Selasa (9/7).
Sepanjang jembatan bambu rusak ini berdiri, sudah ada sebanyak 2 siswa dan dua warga yang jatuh terperosok ke sungai ketika melewati jembatan maut tersebut. Jembatan itu sudah terlihat miring dan nyaris ambruk Upaya perbaikan hanya bisa dilakukan oleh sejumlah warga dengan cara menambal bambu yang bolong-bolong.
"Kalau banjir datang, saya tidak masuk sekolah, pak. Karena saya takut jatuh ke sungai," tutur Nurhasanah, salah satu siswi SD Wonorejo 1, Selasa (9/7) kepada edukasionlinestyle.com
. (ans/har)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !