KPK gadungan di bekuk Polisi disaat Menikmati Lalapan Ayam Bakar

SITUBONDO- edukasi news -

Sungguh tragis nasib Seorang warga asal Jember , yang awalnya mau menikmati hasil jerih payahnya ternyata sudah ketangkap duluan oleh Petugas Kepolisian Resort Situbondo.
Saat itu dia berpakain lengkap bertulisan KPK pada saat bertemu dengan pihak komite SMPN 1 Situbondo . Di duga pria yang memiliki identitas ganda ini , hendak melakukan pemerasan . karena di temukan di dalam mobil pelaku itu sendiri, petugas mengamankan uang senilai 20 juta , senpi air softgun , surat pernyataan pemberhentian penyidikan kasus korupsi dan satu unit mobil operasional pelaku .
Inilah KPK gadungan yang berhasil di jebak oleh pihak komite sekolah dan Unit Reserse Polres Situbondo . Pria beridentitas ktp ganda ini bernama Moh Agus Susianto yang beralamatkan  di Perum Griya Mangli Jember , pelaku di tangkap Polisi pada saat berada di Rumah Makan Kaliurang Kecamatan Kapongan Situbondo .

Pria berusia 44 tahun ini , mengenakan seragam lengkap bertulisan KPK  dan  juga memiliki kartu anggota Pers , di duga melakukan pemerasan pihak sekolah SMP Negeri 1 Situbondo .hal itu dia lakukan di karenakan banyak laporan wali murid kepada pelaku , yaitu pihak sekolah di duga melakukan penarikan dana insidental berfariatif ke ratusan wali murid .


Dalam pertemuan di serahkan sepenuhnya oleh komite sekolah , pelaku mengelak jika telah melakukan pemerasan senilai 20 juta . Agus mengatakan , jika uang yang di serahkan oleh komite sekolah kepadanya itu adalah sebuah  rencana akan di kembalikan kepada sejumlah wali murid , yang mengadu kepada pelaku .

Penangkapan pelaku yang di lakukan oleh berwajib karena terduga ad modus  pemersan , berdasarkan lidik dan laporan dari komite sekolah . Saat di tangkap , polisi mengamankan barang bukti uang senilai 20 juta yang di taruh di dalam mobilnya . Selain itu , diamankan pula sebuah pistol air softgun , 1 kartu perss dan dua kartu LSM lokalan  .

Modus pemerasan yang di lakukan kpk gadungan ini , masih dalam pemeriksaan intensif . Karena diduga masih ada pelaku lain yang ikut melancarkan aksinya. ( andre /Misbah)