Mereka
mengeluhkan carut marutnya penentuan honorer yang akan mengikuti tes
CPNS. Pasalnya, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) terkesan
sembunyi-sembunyi dalam menentukan honorer yang akan mengambil nomor tes.
Selain
mengeluhkan BKD yang dinilai tak transparan, ratusan honorer ini juga
mempertanyakan alasan dirinya tak masuk daftar mengikuti tes CPNS. Mereka
menengarai adanya praktek nepotisme, karena banyak honorer yang masa
kerjanya sejak dari tahun 2006 boleh mengikuti tes CPNS. Sebaliknya ada
tenaga honorer yang menjadi guru sejak tahun 2003 dan 2004, malah tidak masuk daftar.
Selama
di kantor DPRD, ratusan tenaga honorer yang rata-rata guru dari SD
hingga SLTA itu, ditemui langsung Ketua Komisi I DPRD Situbondo, serta
sejumlah unsur pimpinan DPRD.
Ketua
Wilayah Front Pembela Honorer Indonesia, Irwan Rakhday, menyesalkan
amburadulnya penetuan formasi rekrutmen honorer K 2, yang akan mengikuti
tes CPNS. Menurut Irwan, Pemerintah telah mengingkari janjinya sendiri,
karena melalui PP nomor 56 tahun 2012, Pemerintah berjanji akan
menuntaskan tenaga honorer K 2 hingga tahun 2014 mendatang.
Faktanya
Kata Irwan, tidak semua honorer bisa mengikuti tes CPNS. Bahkan
standart verifikasinya juga tidak jelas, karena masih banyak honorer
yang masa kerjanya lebih lama namun tidak masuk daftar.
Sementara
itu, Ketua Komisi I DPRD Situbondo, Syaiful Bahri, mengaku akan meminta
pertanggungjawaban BKD, terkait kisruh rekrutmen CPNS melalui honorer K2 ini.
Menurut
Syaiful, selain banyak tenaga honorer tak bisa mengikuti tes CPNS,
dirinya juga menerima laporan, adanya sejumlah nama honorer tercantum di
salah satu sekolah dasar, padahal yang bersangkutan tak pernah menjadi
tenaga honorer di sekolah tersebut.
Syaiful
menambahkan, Selain akan memanggil BKD, DPRD juga akan melibatkan Dinas
Pendidikan, serta perwakilan tenaga honorer, senain depan. Syaiful
berharap, BKD dan Dinas Pendidikan bisa memberikan solusi, bagi honorer
yang tak bisa ikut tes CPNS tahun ini. (ans/har)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !