Seminar Penanggulangan Narkoba & Seks Bebas di Situbondo - ...
Headlines News :

Edukasi online

Edukasi online
Logo Edukasi news

GIAT KARYA

GIAT KARYA
Pembangunan Gedung Redaksi edukasi news

GIAT KARYA

GIAT KARYA
PEMBANGUNAN GEDUNG REDAKSI EDUKASI NEWS

dasdasd

Home » » Seminar Penanggulangan Narkoba & Seks Bebas di Situbondo

Seminar Penanggulangan Narkoba & Seks Bebas di Situbondo

Written By Unknown on Sabtu, 27 April 2013 | Sabtu, April 27, 2013

Pada saat ini Situbondo  sedang gencar-gencarnya memerangi narkoba dan sex bebas yang banyak dilakukan oleh berbagai kalangan usia, yang banyak dilatar belakangi karena berbagai hal yang antara lain pergaulan bebas dan himpitan ekonomi. Dalam upaya pemberdayaan wanita, Fatayat NU bekerja sama dengan BKKBN mengadakan kegiatan ini mengingat di Kabupaten Situbondo penderita HIV AIDS kurang lebih sudah pada angka diatas 100 orang dan angka ini menunjukkan kenaikan grafik dari jumlah penderita HIV AIDS pada tahun-tahun sebelumnya. Ungkap ketua panitia Jazilah Fauzan, S.Pd.I dalam acara Seminar  Penanggulangan  Dampak Narkoba, HIV AIDS Serta Kesehatan, Reproduksi Wanita pada Rabu (24/4) di RS Titian Medical Centre (TMC) Desa Bletok Kecamatan Bungatan yang dihadiri oleh Ketua DPRD,  BKKBN, Dinkes, perwakilan Muspika, TNI, POLRI dan kurang lebih 200 anggota Fatayat NU Wilayah Barat.  Pada sela-sela acara , Mamluatul HS  atau biasa disapa Mbak Luki, menyampaikan bahwa nara sumber pada acara seminar ini dari Dinkes, BNN Kabupaten dan BKKBN Propinsi.

Sedangkan Fauzi Rahmat, Dirut TMC menyampaikan kalau wanita itu jangan didiskriminasi dan kepada ibu-ibu agar terus belajar, gemar membaca dan berkarya. Sehingga tidak dibodohi dan benar-benar tercipta pemberdayaan wanita. Peranan swasta juga sangat penting dalam peran serta pembangunan, untuk itu system birokrasi di Kabupaten Situbondo perlu banyak diperbaiki seperti halnya pada waktu saya melakukan proses perizinan dalam mendirikan Rumah Sakit TMC, begitu lama dan sulit, ungkap Fauzi Rahmat.
“Dengan berbagai kejadian yang juga sedang menghadapi reses, pada tahun yang lalu berdasar Perda nomor 2 tahun 2004 tentang Prostitusi, DPRD bersama pemerintah terkait sudah turun ke tempat-tempat prostitusi dari mulai wilayah Barat sampai Timur dan secara resmi tempat-tempat prostitusi tersebut sudah ditutup. Akan tetapi secara normative, praktek prostitusi tetap berjalan dan tambah ramai pengunjungnya dan tarif PSK tersebut variatif," ujar Ketua DPRD Situbondo, Kamis (25/4).

Mayoritas para PSK tersebut, bukan orang Situbondo tapi dari luar daerah dan kabupaten. Untuk itu, melalui Fatayat yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, BKKBN dan yang terkait  dapat melakukan langkah preventif mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan melalui seminar penanggulangan dampak Narkoba, HIV AIDS serta Kesehatan, Reproduksi wanita sebagaimana yang disampaikan dalam sambutan sekaligus pembukaan acara seminar oleh Ketua DPRD, Zainiya.(ans)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. ... - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya